Apel Siaga Menghadapi Musim Hujan, Human Initiative Berikan Dukungan Penuh

Apel Siaga Menghadapi Musim Hujan, Human Initiative Berikan Dukungan Penuh

14 Oktober 2021

Menjelang musim penghujan, Pemprov DKI Jakarta mengadakan apel siaga guna menghadapi musim penghujan. Tujuan apel siaga ini guna mengecek kesiagaan serta ketersediaan alat dari sejumlah lembaga relawan dan instansi pemerintah.

Apel kesiapsiagaan menghadapi musim hujan berlangsung pada Rabu (13/10/2021) di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Apel ini dilatarbelakangi oleh peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengenai perkiraan potensi curah hujan tinggi disertai angin kencang pada bulan Desember mendatang. Merespon hal tersebut, Pemprov DKI Jakarta mengadakan apel kesiapsiagaan sebagai bentuk pengurangan resiko bencana banjir.

Pada Apel ini, 1.458 peserta hadir dari berbagai instansi. Peserta terdiri dari 280 personel gabungan kepolisian, 610 orang dari instansi pemerintahan, serta 568 orang dari relawan kemasyarakatan serta media massa.

 

Human Initiative Berikan Dukungan Penuh untuk Apel Siaga dalam Menghadapi Musim Hujan

Diantara 1.458 peserta yang hadir, Human Initiative mengirimkan 17 orang personel untuk mengikuti kegiatan. Sepuluh orang untuk mengikuti apel, dua orang menjaga dapur air. Terdapat pula dua orang menjaga ambulans, dan dua orang lagi yang bertanggung jawab atas mobil beserta peralatan rescue. Human Initiative juga mengerahkan mobil untuk dapur air, mobil ambulans, dan mobil rescue beserta peralatan rescue yang mendapat peninjauan langsung dari Gubernur DKI Jakarta.

Tim Human Initiative Mendukung Penuh Apel Siaga

Melalui sambutan apel, Anies mengatakan bahwa Jakarta secara topografis berada pada posisi yang rendah. Karena hal ini, terdapat tiga penyebab utama terjadinya banjir di Jakarta.

Penyebab pertama adalah banjir rob di pesisir utara Kawasan Jakarta, hal ini akan semakin parah apabila turun hujan dengan curah hujan tinggi. Nantinya mengakibatkan luapan air muara akan bertemu dengan air laut.

Penyebab kedua datang apabila hujan lebat terjadi di sisi selatan Jakarta sehingga air mengalir pada 13 sungai di Ibukota. Apabila air yang mengalir melebihi kapasitas 13 sungai tersebut yaitu sebesar 2.300 meter kubik per detik, maka tentu akan terjadi peluapan.

Yang ketiga, banjir bisa terjadi apabila hujan lebat terjadi di dalam kota. Sistem drainase di Ibukota dirancang untuk mengalirkan 50 – 100 milimeter air perhari. Apabila curah hujan sangat tinggi sehingga kapasitas drainase kota tidak mampu menampungnya, maka akan ada potensi peluapan.

Anies baswedan dalam sambutannya menekankan tiga hal penting dalam mengahadapi musim hujan kali ini. Yang pertama siaga, berarti menyiapkan segala kemungkinan dan menyusun skenario untuk menghadapi tiga penyebab utama banjir di Ibukota. Selanjutnya tanggap, berarti segera melakukan tindakan apabila muncul ramalan cuaca mengenai curah hujan ekstrim. Yang ketiga adalah galang alias segala kegiatan bersama dengan melibatkan semua unsur yang ada termasuk pemerintah, masyarakat, serta kepemimpinan di semua lini demi tercapainya keberhasilan.

0

Sahabat Inisiator Butuh Bantuan?

Telp/Whatsapp

+62-812-8080-4561