Diskusi Publik: USAID Freeze bagi Indonesia dan Solusi Alternatifnya

14 Februari 2025
Diskusi Publik: USAID Freeze bagi Indonesia dan Solusi Alternatifnya

Depok, 12 Februari 2025—Human Initiative bersama Himpunan Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial (HMIKS) FISIP UI menggelar diskusi publik bertajuk “USAID Freeze: Apa Dampaknya Terhadap Program Kemanusiaan dan Pembangunan Indonesia?”. Para narasumber saling bertukar pikiran dengan para hadirin terkait implikasi penghentian bantuan USAID (USAID Freeze). Diskusi publik ini bertujuan untuk mencari solusi alternatif dalam menanggapi isu USAID Freeze di Indonesia.

Para hadirin dari berbagai kalangan serta lembaga, seperti media, yayasan kemanusiaan, dan mahasiswa menghadiri Auditorum Mochtar Riyadi FISIP UI . Narasumber yang hadir juga merupakan para pakar dalam bidang sosial dan humanitarian. Mereka adalah Rahmawati Husein (Aliansi Pembangunan Kemanusiaan Indonesia), Victor Rembeth (Humanitarian Forum Indonesia), dan Asra Virgianita (Hubungan Internasional FISIP UI).

 

Bantuan USAID dan perspektif para pakar

Penghentian bantuan USAID oleh Pemerintah Amerika Serikat menimbulkan banyak pertanyaan terkait dampak terhadap program pembangunan dan kesejahteraan di Indonesia. Victor Rembeth mengungkapkan bahwa kebijakan tersebut mulai berlaku sejak 25 Januari 2025. “Per tanggal 25 Januari dan seterusnya, setiap program USAID harus dihentikan Stop Work Order’,” ungkapnya.

Andjar Radite, Vice President Human Initiative, mengatakan bahwa USAID telah menjadi salah satu sumber bantuan kemanusiaan yang penting bagi Indonesia. Ia juga menyampaikan bahwa USAID telah berinvestasi sekitar 800 juta USD dan mengalokasikan dana tersebut sebagai bantuan untuk kesejahteraan di Indonesia.

Selain itu, Rahmawati Husein menambahkan bahwa Indonesia, pada tahun 2024, menerima bantuan dari USAID senilai 153,52 juta USD (sekitar 2,5 triliun Rupiah). USAID mengalokasikan dana tersebut sebagai bantuan kesehatan dan pendidikan di Indonesia. Maka dari itu, banyak pihak yang beranggapan kebijakan tersebut dapat menjadi tantangan besar bagi kelangsungan program kesejahteraan di Indonesia.

 

Dampaknya bagi program kesejahteraan Indonesia

Penghentian bantuan USAID tentunya memberikan dampak bagi program kemanusiaan dan pembangunan di Indonesia. Salah satu dampak yang timbul dari kebijakan ini adalah pengurangan dana bantuan. Dampak tersebut berpotensi menghambat, bahkan menghentikan, program yang sebelumnya bergantung pada bantuan USAID.

Selain itu, lembaga kemanusiaan yang sebelumnya bermitra dengan USAID akan terkena dampaknya secara langsung. Hal tersebut memungkinkan para lembaga melakukan pengalangan dana ke kalangan masyarakat. Dengan demikian, tindakan tersebut akan memunculkan persaingan di kalangan lembaga dalam hal penggalangan dana. “Ada kemungkinan Lembaga UN Agency/NGO/INGO yang mendapatakan bantuan dari USAID akan mencari dana di kalangan masyarakat Indonesia sehingga menyebabkan adanya persaingan di kalangan lembaga tersebut,” ungkap Rahmawati Husein.

 

Langkah alternatif mengatasi USAID Freeze

Meskipun bantuan USAID berhenti, Amerika Serikat bukan satu-satunya pemberi bantuan terbesar bagi program kemanusiaan di Indonesia. “Amerika bukan pemberi bantuan terbesar dan satu-satunya kepada Indonesia sehingga dampak yang dirasakan oleh Indonesia tidak begitu signifikan,” ungkap Rahmawati Husein. Selain itu, Asra Virgianita juga menambahkan bahwa Amerika Serikat berada di posisi ke-5 sebagai negara pemberi bantuan untuk Indonesia. “Secara bantuan di Indonesia, yang terbesar bukanlah dari US. Bahkan US berada di posisi ke 5,” ungkapnya.

Dengan demikian, Indonesia seharusnya tidak mengalami dampak yang signifikan dari penghentian bantuan USAID tersebut. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bagi para lembaga kemanusiaan melakukan langkah alternatif dalam mengatasi USAID Freeze. Rahmawati Husein menegaskan bahwa lembaga kemanusiaan dapat saling berkolaborasi dalam penggalangan dana untuk kesejahteraan manusia. Selain itu, lembaga kemanusiaan juga dapat menjadi mandiri dan kreatif dalam melalukan penggalangan dana.

Victor Rembeth menambahkan bahwa meskipun bantuan USAID berhenti, masih terdapat hasil yang bisa dimanfaatkan. Ia juga mengajak para kalangan masyarakat untuk terus berbagi kebaikan meskipun bantuan USAID berhenti. “Kita sudah memiliki hasil dan mari terus lanjutkan repository, jangan berhenti. Berhenti sama dengan tidak membagi empati. Mari kita berbagi empati,” ajaknya.

0

Sahabat Inisiator Butuh Bantuan?

Telp/Whatsapp

+62-812-8080-4561