Hari HAM Sedunia: Perjuangan Pak Roger, Pengungsi dari Afrika

Hari HAM Sedunia: Perjuangan Pak Roger, Pengungsi dari Afrika

10 Desember 2021

Hari ini, tanggal 10 Desember 2021, seluruh dunia merayakan Hari Hak Asasi Manusia (HAM). Oleh karena itu, pada hari HAM Sedunia ini, tim redaksi Human Initiative secara khusus menyajikan kisah inspiratif tentang perjuangan Pak Roger, pengungsi asal Afrika yang telah lama tinggal di Indonesia.

 

Awal Kedatangan Pak Roger ke Indonesia

Pak Roger berasal dari Republik Kongo, Afrika Tengah. Sejak tahun 2015, beliau bersama istri dan keempat anaknya mengungsi ke Indonesia. Pak Roger berkata, saat pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia, semuanya terasa serba sulit.

“Ketika pertama kali saya datang ke Indonesia, semuanya terasa sulit karena saya tidak mengenal siapapun di sini. Saya saat itu menetap di Cisarua selama 3 bulan. Setelah itu, saya datang ke Gereja Mormon, saya mendapatkan banyak bantuan dari sana. Keseharian saya, datang ke Gereja, berdo’a, lalu mereka memberikan makanan dan banyak menolong saya. Begitu terus setiap hari,” ungkap Pak Roger.

“Tapi kemudian saya merasa itu saja tidak cukup. Saya harus bekerja, tapi tidak tahu harus mulai dari mana. Karena ruang gerak para pengungsi di Indonesia serba terbatas. Maka kemudian saya ke sini (Sentul), mengunjungi Pak RT untuk mengelola kebun. Puji Tuhan, Pak RT kagum dengan kegigihan saya. Beliau berkata jarang orang datang menawarkan keahliannya, kebanyakan orang datang hanya untuk pinjam uang, minta makan, tapi saya menawarkan untuk mengelola kebun. Karena itulah, Pak RT ingin membantu saya,” ujar Pak Roger.

“Awalnya saya agak ragu ketika memutuskan untuk pindah ke Indonesia karena melihat dari media, televisi, Indonesia merupakan negara dengan populasi Muslim terbanyak. Sedangkan yang saya lihat dari berbagai media, Islam itu agama yang buruk, selalu mengajak perang. Namun Puji Tuhan, ternyata itu semua salah, yang saya nilai setelah lebih dari 5 tahun tinggal di Indonesia, Muslim di Indonesia baik-baik, mereka semua ramah. Jika kita menaruh respect, bersikap ramah, mereka juga akan menunjukkan respons yang sama,” cerita Pak Roger.

Akhirnya, Pak Roger diberikan kepercayaan untuk mengelola kebun seluas 3 hektar di daerah Sentul dengan sistem sewa. Bahkan, Pak Roger juga menawarkan pekerjaan sebagai pengelola kebun untuk warga sekitar karena tanah seluas itu tidak mungkin beliau kelola sendirian.

“Kami punya komunitas African Refugees dan tanggung jawab saya sebagai leader di komunitas tersebut adalah memastikan mereka tidak kelaparan dan mampu bertahan hidup di Indonesia. Prioritas kami dalam mengelola kebun ini adalah untuk membantu komunitas kami jika ada yang membutuhkan pangan. Selebihnya, kami menjual hasil panen ke beberapa pasar, seperti Pasar Sentul, Pasar Warung Jambu, dan Pasar Bogor,” jelas Pak Roger.

 

Human Initiative Memberikan Pelatihan Bisnis untuk Komunitas Pengungsi Afrika

Sebagai informasi, Human Initiative telah memberikan pelatihan kewirausahaan dan memberikan hadiah berupa modal usaha untuk pak Roger sebagai pengungsi dengan pelaku wirausaha terbaik. “Saya sangat berterima kasih kepada Human Initiative yang telah memberikan pelatihan juga modal tambahan untuk saya mengelola kebun ini. Saya jadi mengerti bagaimana mengelola bisnis, membuat laporan keuangan, sampai menyusun strategi marketing,” kata Pak Roger.

Ke depannya, beliau mengungkapkan ingin mendapatkan modal tambahan agar kebun yang dikelolanya dapat berkembang dengan lebih baik. “Saya sadar, saya refugee (pengungsi). Ketika saya datang ke Indonesia, saya tahu mungkin saya tidak bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah. Tapi saya percaya dengan diri saya sendiri. Saya mampu mengelola kebun, saya tahu bagaimana cara berternak sapi, kambing, domba, saya tahu dan percaya dengan diri saya sendiri bahwa saya akan melakukan yang terbaik,” tutup Pak Roger.

0

Sahabat Inisiator Butuh Bantuan?

Telp/Whatsapp

+62-812-8080-4561