Human Inititaitive Menggelar Webinar Bertajuk Pelestarian Budaya Lokal Melalui Bisnis Fesyen

Human Inititaitive Menggelar Webinar Bertajuk Pelestarian Budaya Lokal Melalui Bisnis Fesyen

7 September 2021

Jakarta – Bertepatan dengan Hari Tenun Nasional yang jatuh pada 7 September 2021, Human Initiative bersama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Australia Global Alumni, dan CCPHI berkolaborasi mempersembahkan event virtual bertajuk “Pelestarian Budaya Lokal Melalui Bisnis Fesyen.”

Disiarkan langsung melalui kanal youtube dan facebook Human Initiative, acara ini diisi oleh beberapa pembicara diantaranya Sony Sukada selaku Direktur Eksekutif CCPHI, Handoko Hendroyono selaku CEO M Bloc Space, Didiet Maulana selaku Desainer IKAT Indonesia dan edukator wirausaha, Zezee Shabab yang merupakan public figure, dan juga Andreas Rafra, S.H selaku pembina tenun dan Mantan Lurah Ketsoblak. Selain itu, Hadir juga Bapak Sandiaga Uno selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia yang bertindak sebagai Keynote Speaker.

 

Webinar Bertajuk Pelestarian Budaya Lokal Melalui Bisnis Fesyen

Terry Putri selaku pembawa acara, memulai pada pukul 13.00 WIB. Selanjutnya Bapak Tomy Hendrajati selaku President Human Initiative memberikan kata sambutan. Tomy menjelaskan tentang program pemberdayaan masyarakat Human Initiative yang berkolaborasi dengan berbagai pihak. Khususnya dengan Australia Green Skin yang mendapatkan dukungan dari Defat, PT Pertamina, dan juga melibatkan penenun-penenun di Nusantara. Saat ini, Human Initiative memulai pemberdayaan masyarakat yang menghasilkan produk kain tenun Pringgasela di Lombok Timur. Ada juga Tenun Tanimbar Wayame di Maluku, dan tenun Khatulistiwa di Pontianak.

Selanjutnya, Bronwyn Robbins selaku Consul General Australia di Makassar, menyampaikan banyak usaha dengan komunitas alumni Australia di Indonesia bagian Timur salah satunya memberdayakan komunitas penenun lokal di Pontianak. “Komunitas ini mendapat dukungan pemerintah daerah Pontianak dan juga Human Initiative. Mulai dari pelatihan teknik menenun hingga akses ke berbagai pasar dan untuk menarik turis melihat budaya Kalimantan,” ujar Bronwyn Robbins selaku Consul General Australia di Makassar.

Di sesi berikutnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Uno menjelaskan bidang ekonomi kreatif indonesia sudah mencapai peringkat tiga di Dunia. Dengan kontribusi sebanyak tujuh persen untuk Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), dan sudah membuka lebih dari 20 juta lapangan pekerjaan. Sektor kuliner, sektor fesyen, dan sektor kriya yang menjadi tulang punggung, perlu lebih giat lagi di era digitalisasi. Fesyen menjadi salah satu dari tiga sub-sektor penyerap tenaga kerja tertinggi yaitu sebanyak 17 persen, terutama di bidang UMKM. “Human intiative saya berikan apresiasi karena memberdayakan perempuan pengerajin tenun di Nusantara,” Tutur Sandiaga Uno.

Masuk kepada agenda utama yaitu sesi diskusi, Bapak Sony yang bertindak sebagai moderator membuka sesi diskusi. Pak Sony memulainya dengan menjelaskan berbagai ragam jenis tenun. Masing-masing memiliki filosofi dan cerita dari asal daerah kain tenun itu sendiri. Kain tenun Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Menjaga kain tenun Nusantara, berarti kita juga menjaga budaya dan kekayaan di dalamnya.

 

Sesi Diskusi Kain Tenun

Bapak Handoko Hendroyono mengawali sesi diskusi dengan penjelasan terkait proses dari hulu hingga ke hilir. Dari kebun kopi ke coffee shop, juga untuk fesyen khususnya tenun, dari penenun tradisional di daerah hingga ke butik ternama. Saat ini lokalitas menjadi trend baru, fesyen yang memiliki pendekatan sustainable bagi pemakai maupun industrinya adalah sebuah statement.

Berlanjut dengan pemaparan dari Didiet Maulana yang memulai usaha IKAT Indonesia pada tahun 2011. Ia memulai dari keresahannya pada tahun 2010 ada sebuah Negara yang ingin mengakuisisi Tenun sebagai warisan budaya mereka, maka lahirlah IKAT Indonesia yang menjadi gebrakan beliau untuk menjaga kelestarian Tenun Indonesia sebagai warisan bangsa. Ia berkelliling Nusantara menyambangi para penenun untuk bersama-sama mengatur pola manajemen agar para penenun di daerah dapat hidup dengan layak. Dalam kunjungannya, beliau juga berbagi ilmu story telling agar para Ibu-Ibu penenun bisa menceritakan kisah dibalik motif tenun yang mereka buat. “Karena cerita di balik motif tenun yang akan memberikan nyawa untuk kain-kain itu sendiri.”

Zezee Shahab yang menjadi pembicara terakhir pada kesempatan diskusi tersebut memberikan pesan untuk para artis dan influencer. Ia menghimbau para influencer untuk membantu mempromosikan serta memberi contoh kepada para milenial saat ini, “bahwa brand Indonesia tidak kalah keren dari brand luar.” Tutup Zezee Shahab

0

Sahabat Inisiator Butuh Bantuan?

Telp/Whatsapp

+62-812-8080-4561