Surat Cinta dan Wasiat: Ketika Cinta Tak Terucap Menemukan Jalannya

26 Maret 2025
Surat Cinta dan Wasiat: Ketika Cinta Tak Terucap Menemukan Jalannya

Di sebuah ruangan sederhana, seratus pasang mata kecil berkaca-kaca. Mereka adalah anak-anak yatim dan duafa yang terpilih mengikuti Pesantren Kilat 2025 bertajuk “Initiative Young Leader”, hasil kolaborasi Human Initiative dan Paragon Corp. Namun, di antara semua sesi motivasi dan kepemimpinan, ada satu momen yang mengubah segalanya: saat anak-anak menulis surat cinta untuk ibu mereka, dan para ibu membalasnya dengan surat wasiat.

 

Ketika Kata-Kata yang Terpendam Akhirnya Terungkap 

Salah seorang ibu, dengan tangan gemetar, memegang secarik kertas yang baru saja anaknya berikan kepadanya. Surat itu berisi ungkapan cinta yang mungkin tak pernah terucap selama bertahun-tahun. “Ibu, maafkan aku kalau selama ini nakal. Aku sayang Ibu, aku tau ibu selama ini kesulitan menjagaku, tapi aku sering bingung bagaimana caranya biar bisa bantu ibu, aku sering malu bilangnya bu..” tulis salah seorang anak dengan huruf yang masih kikuk. 

Air mata sang ibu pun jatuh. “Selama ini, anakku tidak pernah mengungkapkan perasaannya seperti ini,” ujarnya lirih. “Ini jadi pelajaran berharga bagiku untuk menjadi ibu yang lebih baik.”

Di sisi lain, seorang anak membuka surat wasiat dari ibunya—sebuah pesan yang mungkin baru akan dipahaminya kelak saat dewasa. “Nak, jika suatu hari Ibu tak lagi di sini, ingatlah bahwa Ibu selalu bangga padamu. Peganglah solat dan sabar ya nak, impian ibu cuma satu, agar kita sama sama lagi di Surga insya Allah bersama Ayah ya..”

 

Cinta yang Tak Pernah Tepat Waktu, Tapi Selalu Tepat Hati 

Kang Purwa, trainer yang memandu sesi ini, menguatkan mereka. “Terkadang, kita menunggu momen yang sempurna untuk mengungkapkan cinta. Padahal, momen terbaik adalah sesegera mungkin, yaitu ketika kita masih mendapatkan kesempatan.”

Di dunia yang serba cepat, di mana orang tua sibuk bekerja dan anak-anak sibuk dengan dunianya, komunikasi seringkali terabaikan. Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa cinta butuh diungkapkan, bukan hanya diasumsikan.

 

Initiative Young Leader 2025: Melahirkan Pemimpin yang Berempati 

Pesantren kilat ini bukan sekadar melatih kepemimpinan, tapi juga kepedulian dan keberanian untuk mengungkapkan rasa sayang. Seorang pemimpin sejati bukan hanya pandai memimpin orang lain, tetapi juga mampu memimpin hatinya sendiri. Berani jujur pada perasaan, berani meminta maaf, dan berani mengungkapkan cinta.

Hari itu, seratus anak dan ibu mereka pulang dengan pelukan, air mata, dan janji untuk lebih sering berbicara dari hati ke hati. Karena sesungguhnya, kepemimpinan dimulai dari keluarga, tempat di mana cinta pertama kali diajarkan.

Terima kasih Sahabat Inisiator, yuk terus ikut gerakan kebaikan ini dengan mengunjungi solusipeduli.org.

 

#SalingMenguatkan #LangkahKebaikan

1

Sahabat Inisiator Butuh Bantuan?

Telp/Whatsapp

+62-812-8080-4561