Komitmen Kemanusiaan Human Initiative, Terhadap Pengungsi Internasional

Jakarta – Presiden Human Initiative, Tomy Hendrajati, menjawab komitmen kemanusiaan Human Initiative terhadap pengungsi internasional pada peluncuran Laporan Tahunan Filantropi Islam UNHCR (7/3) di Jakarta. Menurutnya, pengungsi internasional membutuhkan perlindungan dari warga dunia. Dalam sesi pertama diskusi panel, Tomy Hendrajati mengungkapkan bahwa Human Initiative menjalankan kebaikan ini atas dasar kemanusiaan. Terlebih, ada kondisi-kondisi di mana pengungsi internasional yang melarikan diri dari negaranya butuh mendapatkan perlindungan karena ada persekusi dan sebagainya. 

“Jelas merujuk kepada definisi pengungsi menurut UNHCR, saya kira mereka orang-orang yang membutuhkan pertolongan,” ungkap Tomy. 

Tomy mengungkapkan bahwa Human Initiative bersyukur menjadi bagian dari Aliansi Pembangunan Kemanusiaan Indonesia (APKI). Bersama aliansi ini, Human Initiative turut memobilisasi kebaikan bersama 24 lembaga lainnya di Indonesia, hingga donasi 4 juta USD tersalurkan untuk pengungsi (Rohingya) di Myanmar dan Bangladesh. 

Selain itu, Tomy mengutarakan bahwa Human Initiative juga mendaratkan kebaikannya di Somalia dan Kenya. Bahkan kebaikan-kebaikan dari amanah Sahabat Inisiator juga masuk hingga Palestina, Yerussalem, Yordania, dan Pengungsi Suriah di Turki. Berkonsorsium dengan lembaga-lembaga Indonesia, sekolah permanen setingkat elementary school (sekolah dasar) berdiri untuk pengungsi internasional. 

Donasi yang jumlahnya besar ini terhimpun bersama-bersama dengan lembaga lainnya melalui kebaikan zakat, infak, dan sedekah. Menurut Tomy, sedekah ini sangat luas pemanfaatannya. Akan tetapi Indonesia masih perlu memperhatikan penggunaannya agar tetap memberikan manfaat untuk semua. 

“Masih banyak orang Indonesia yang membutuhkan. Sehingga proporsi (sedekah) ini perlu diperhatikan, berapa yang harus digunakan untuk masyarakat Indonesia dan berapa yang digunakan untuk pengungsi,” pungkas Tomy.