
Desa Konga, Flores Timur – Di antara barisan hunian sementara (huntara) penyintas erupsi Gunung Lewotobi, hidup seorang perempuan lansia dengan semangat yang tak ikut padam bersama abu vulkanik Lewotobi. Dialah Mama Nelong P, warga asal Desa Klatanlou, yang akrab disapa Mama Nelon.
Usianya telah menginjak 80 tahun. Ia tinggal seorang diri, sementara satu-satunya anaknya merantau jauh di Kalimantan. Sebelum bencana, Mama Nelon bergantung pada kebaikan tetangga untuk makan sehari-hari. Kini, di tengah keterbatasan pengungsian, Mama Nelon menjadi salah satu penerima manfaat program dari Human Initiative dan para Sahabat Inisiator.
“Kalau air sudah datang, kami bisa masak, bisa cuci, bisa minum… Terima kasih,” tutur Mama Nelon pelan namun penuh rasa syukur.
Pada 25 Juni 2025, Human Initiative menyalurkan 5.000 liter air bersih ke wilayah Desa Konga, lokasi huntara tempat Mama Nelon tinggal. Air bersih menjadi kebutuhan utama yang mendesak bagi para penyintas abu lewotobi, termasuk lansia seperti Mama Nelon yang sangat rentan terhadap dampak krisis kesehatan dan sanitasi.
Distribusi ini tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan dasar seperti memasak dan minum, tapi juga mengembalikan rasa aman dan martabat yang sempat hilang dalam situasi darurat.
Meski kondisi tubuhnya tidak sekuat dulu, Mama Nelon tetap bertahan. Kehidupan di pengungsian tidak mudah, tanpa keluarga dekat, dengan cuaca yang tak menentu, dan akses terbatas terhadap layanan kesehatan. Namun dukungan yang hadir dari para relawan dan mitra kemanusiaan membuat harinya sedikit lebih ringan.
Kisah Mama Nelon adalah cerminan dari ribuan penyintas lainnya yang mungkin tak bersuara, tapi tetap bertahan. Di tengah perhatian publik yang bergeser cepat, Human Initiative mengajak seluruh masyarakat untuk terus mendukung para penyintas erupsi Lewotobi melalui solusipeduli.org