Gaza, Palestina – Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mengeluarkan peringatan pada Selasa (24/10) mengenai ketersediaan bahan bakar untuk generator listrik rumah sakit di seluruh Kota Gaza, Palestina. Dalam pernyataannya, listrik hanya bertahan hingga 48 jam ke depan, yang berarti hari ini (26/10) menjadi titik kritis listrik di semua rumah sakit.
Ashraf al-Qudra, Juru Bicara Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mengungkapkan pascaeskalasi konflik antara Palestina dengan Israel, aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza berjalan lambat. Dari banyaknya kebutuhan dasar, ketersediaan bahan bakar menjadi salah satu kebutuhan yang kian menipis di rumah sakit seluruh Kota Gaza, Palestina.
“Kami mempunyai waktu kurang dari 48 jam sebelum seluruh generator listrik di rumah sakit kehabisan bahan bakar,” kata Ashraf Al-Qudra, melansir dari Republika.
Mengutip dari Media Indonesia, sebelumnya World Health Organization (WHO) pada Selasa (24/10) menginformasikan enam rumah sakit di Kota Gaza telah resmi tidak beroperasi. Hal ini terpaksa dilakukan karena ketersediaan bahan bakar untuk generator telah habis.
Lebih lanjut WHO menyampaikan bahwa persediaan bahan bakar di Palestina saat ini sangat kritis. Persediaan yang ada bahkan hanya cukup untuk operasional ambulans dan fungsi paling penting di rumah sakit agar tetap beroperasi selama lebih dari 24 jam.
“Tidak ada jaminan keamanan bagi pengiriman bantuan ke sejumlah rumah sakit di Jalur Gaza bagian utara,” kata WHO.
Kementerian Kesehatan setempat bahkan mengungkapkan bahwa saat ini sistem layanan kesehatan telah mencapai tahap terburuk dalam sejarah. Puncaknya adalah saat Rumah Sakit Indonesia di Bayt Lahiya, Gaza, Palestina, mengalami padam listrik selama lima jam pada Selasa (24/10).
Video reportase dari akun Instagram Eye on Palestine mengunggah kondisi gelap gulita Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Nampak staf medis dan orang-orang di dalam rumah sakit menggunakan senter dari ponsel mereka sebagai pencahayaan darurat.
“Lebih dari 100 bayi (di dalam) inkubator di #Gaza terancam karena semua rumah sakit diperkirakan akan gelap gulita dalam 48 jam ke depan,” tulis akun @eye.on.palestine melalui Instagram resminya (24/10).
Padamnya listrik di Rumah Sakit Indonesia tersebut terjadi karena genset yang beroperasi dua minggu penuh dan banyaknya kendala kerusakan kabel. Wawancara eksklusif Tempo pada Selasa (24/10) dengan seorang warga negara Indonesia yang menjadi relawan Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) di Gaza menceritakan sebab pemadaman listrik ini.
“Sempat mati selama lima jam karena memang genset sudah bekerja dua minggu full (tidak berhenti menyala), dan banyak kendala kerusakan kabel di RSI,” kata Fikri Rofiul Haq.
Sumber Data:
Sumber Foto:
Aftermath of deadly Israeli air raid on al-Ahli Arab Hospital (Al Jazeera: Abdelhakim Abu Riash)