Mengenal Sosok Ibu Nani, Wanita Tangguh Penyintas Gempa Cianjur

Mengenal Sosok Ibu Nani, Wanita Tangguh Penyintas Gempa Cianjur

27 Juni 2023

Kadang kala bagi mereka yang telah menikah, pasangan hidup menjadi bagian dari separuh hati mereka. Jika salah satunya pergi, maka yang ditinggalkan akan menjalani hidup tanpa separuh hati. 

Inilah isi hati seorang Ibu Nani Sumarni (40). Di tengah guncangan gempa, Ibu Nani yang tengah hamil besar panik menyelamatkan diri bersama anak balitanya. Mungkin akan beda ceritanya apabila Suami Ibu Nani masih hidup, Ibu Nani masih tetap merasa aman di tengah peristiwa gempa yang mengguncang perasaan semua orang di sana. 

Menurut cerita Bu Nani kepada relawan Human Initiative, belum lama Suami Ibu Nani meninggal dunia karena sakit yang mendera. Iya betul, masih di tahun yang sama saat gempa berkekuatan 5,6 magnitudo mengguncang pada 21 November 2022. 

 

Melahirkan di Masa Tanggap Darurat Bencana 

Pascagempa, Ibu Nani yang menjadi orang tua tunggal dengan satu anak balita, tinggal di dalam tenda pengungsian. Masih dalam masa tanggap darurat bencana, Ibu Nani melahirkan bayi laki-laki, tepat 10 hari setelah gempa. Dalam keadaan ini, ia harus membesarkan kedua anaknya seorang diri di bawah tenda sementara. 

Menjadi orang tua tunggal tidak mematahkan semangatnya, Ibu Nani mendaftarkan diri dan berpartisipasi dalam seleksi peserta untuk program CVA in Shelter: Konstruksi Hunian Sementara untuk Korban Gempa Cianjur’. Program ini merupakan kolaborasi kebaikan antara Habitat for Humanity Indonesia (HFHI) dan Human Initiative (HI) sebagai upaya mendukung para penyintas agar memiliki tempat tinggal yang lebih aman, nyaman, dan bermartabat, hingga mereka menerima bantuan rumah permanen yang telah pemerintah rencanakan. 

Ibu Nani terpilih karena memenuhi semua kriteria peserta. Meskipun harus menjaga anak-anak dan mencari nafkah, Ibu Nani tetap aktif terlibat dalam seluruh program tersebut. Ia mengikuti sesi pelatihan, berpartisipasi dalam kegiatan cash-for-work, dan menggunakan voucher material untuk membeli bahan konstruksi.  

 

Tidak Lagi Kedinginan di Malam Hari 

Rasa syukur tak henti Bu Nani ucapkan kepada HFHI dan HI karena telah memilihnya sebagai salah satu penerima manfaat program hunian sementara. Ia mengaku, program cash-for-work (padat karya) telah sangat membantu dalam memenuhi kebutuhannya dan anak-anak. 

“Saya bersyukur. Setelah tinggal di tenda selama lebih dari tiga bulan, sekarang saya memiliki tempat tinggal yang lebih nyaman. Anak-anak saya tidak lagi merasa kedinginan di malam hari,” ungkapnya. 

Ibu Nani sangat berterima kasih atas kebaikan-kebaikan ini. Sebagai ucapan rasa terima kasih yang mendalam, Ibu Nani bercerita tidak akan membongkar rumah sementara yang telah HFI dan HI berikan bahkan saat bantuan rumah permanen telah ia dapatkan. 

“Ketika bantuan perumahan dari pemerintah terbangun, saya tidak akan membongkar rumah sementara yang disediakan oleh Habitat for Humanity Indonesia (HFHI) dan HUMAN INITATIVE (HI). Saya akan menggunakannya sebagai dapur dan kamar tidur,” ujar Nani Sumarni dengan rasa terima kasih. 

Sahabat Inisiator, upaya Habitat for Humanity Indonesia (HFHI) dan Human Initiative (HI) dalam menyediakan hunian sementara bagi penyintas ini merupakan wujud komitmen mendukung pemulihan pascabencana. Seperti yang Ibu Nani rasakan ini, bantuan ini juga memartabatkan para penyintas dengan memberikan ruang bagi mereka untuk terlibat dalam pembangunan huniannya. 

1

Sahabat Inisiator Butuh Bantuan?

Telp/Whatsapp

+62-812-8080-4561