Tega Kepada Anak? Eits, Kadang Perlu Lho Bunda!

Tega Kepada Anak? Eits, Kadang Perlu Lho Bunda!

25 Juli 2022

“Tega” sering menjadi kata yang kita hindari dalam pengasuhan anak.

“Saya nggak tega, Mbak. Jadi saya turuti saja kemauannya.” Demikian klien terkadang berdalih saat anaknya masih saja mengalami tantrum.

“Saya berusaha tegas, Mbak, tapi anaknya nangis. Saya jadi nggak tega.” Terkadang orang tua menjadi tidak tegas karena tidak tega.

Padahal tega juga dibutuhkan dalam pengasuhan yang baik.  Tumbuh kembang anak perlu diliputi oleh rasa cinta dan kasih sayang.  Namun mereka juga perlu belajar untuk memecahkan masalah sendiri.  Di sinilah perlunya tega.  Orang tua harus dapat menahan diri untuk tidak langsung menyelesaikan masalah yang menimbulkan ketidaknyamanan pada anak sehingga anak dapat belajar mengatasi kesulitan yang mereka hadapi.  Kemandirian dalam menghadapi tantangan ini akan mengasah kemampuan berpikir anak.  Ia akan berusaha untuk mencari jalan keluar dari setiap masalah.  mereka akan berpikir keras, mencoba-coba dan belajar dari kesalahan yang telah lalu. Semua keterampilan ini akan mengembangkan kemampuan akalnya menuju kedewasaan, menjadi pribadi yang akil.

Dewasa ini, perkembangan akil dan balig pada anak terkadang tak sejalan.  Proses balig yang ditunjang oleh perkembangkan fisik melaju lebih cepat dibandingkan dengan akil yang membutuhkan pengolahan pengalaman yang kaya.  Banyak orang tua lebih mementingkan pertumbuhan fisik anak daripada perkembangan mentalnya.  Anak-anak cenderung dimanja dengan segala fasilitas dan kemudahan.  Konsekuensinya adalah perkembangan akil yang terlambat.  Anak butuh tantangan untuk mendewasakan proses berpikirnya.

Sahabat Inisiator, Jika pada suatu saat ia dan adiknya sama-sama membutuhkan komputer, misalnya, biarkanlah mereka menyelesaikan masalah itu.  Berilah ruang pada anak untuk mencari cara bagaimana agar kebutuhan mereka berdua dapat terpenuhi tanpa intervensi orang tua.  Tak perlu buru-buru membelikan sebuah komputer baru untuk masing-masing anak.  Tegalah sesaat untuk melihat mereka berada dalam keadaan tak nyaman demi proses belajar yang mendewasakan.  Rasa tega dalam pendidikan juga merupakan bentuk cinta, in syaa Allah.

 

 

Dian L Izwar

Associate Psikolog Human Initiative

Psikolog Klinis & Penggiat Pendidikan Pengasuhan Anak

Pengelola Dapurhati.com

 

0

Sahabat Inisiator Butuh Bantuan?

Telp/Whatsapp

+62-812-8080-4561