Cianjur, Jawa Barat – Di tahun 2023, stunting masih menjadi pekerjaan besar bagi Indonesia meskipun angka stunting ini telah menurun dari tahun sebelumnya. Dalam mendukung upaya pemerintah dalam penanganan stunting dan peningkatan kualitas gizi anak, Human Initiative berkolaborasi dengan kebaikan XM Indonesia mengadakan cooking class bagi para ibu penyintas gempa Cianjur di Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Kolaborasi terlaksana melalui implementasi program Sahabat Gizi Kita (SAGITA) dalam bentuk rangkaian kegiatan edukasi gizi. Peserta yang terdiri dari ibu para balita dengan rentang usia 12 – 60 bulan ini mendapatkan edukasi gizi. Pemaparan edukasi ini secara menyeluruh disampaikan secara langsung oleh Fasilitator Gizi, Ketua Posyandu Ade Irma 2, dan anggota kader Posyandu. Rangkaian kegiatan terlaksana pada 2-3 Agustus untuk baseline survei, cooking class pada 5-6 Agustus, edukasi gizi pada 9 Agustus, dan diselingi dengan pembagian PMT (Pemberian Makanan Tambahan).
Bagian paling menarik dalam edukasi gizi ini adalah praktik memasak yang dikemas dalam kegiatan cooking class. Edukasi yang berlangsung pada 5 sampai 6 Agustus 2023, melibatkan para ibu untuk bersama-sama membuat makanan guna mengatasi anak yang mengalami gerakan tutup mulut (GTM) atau susah makan. Menu makanan yang para ibu masak bersama terdiri dari puding tempe dan bola-bola nasi pada 5 Agustus 2023. Pada hari berikutnya, 6 Agustus 2023, para ibu belajar bersama membuat bubur jagung manis.
“Melalui pemberian paket makanan sehat, kegiatan cooking class dan edukasi gizi, Human Initiative bersama XM Indonesia berharap para ibu semakin berdaya dan terampil. Harapannya pengetahuan para Ibu tentang gizi semakin meningkat untuk menyajikan menu sehat bagi anak-anaknya,” ungkap Dalila Alifia, Fasilitator Gizi Human Initiative.
Selain kegiatan-kegiatan tersebut, Human Initiative bersama XM Indonesia juga juga melengkapi kegiatan dengan sosialisasi 10 Indikator PHBS di Rumah Tangga. Poin-poin yang Human Initiative sampaikan antara lain persalinan yang sebaiknya melibatkan tenaga kesehatan, memberikan ASI eksklusif, menimbang bayi dan balita setiap bulan, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, melakukan aktivitas fisik setiap hari, makan sayur dan buah setiap hari, memberantas jentik nyamuk di rumah, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, dan tidak merokok di dalam rumah.
“Sebagai bentuk amanah kami sebagai organisasi kemanusiaan, para ibu akan mendapatkan PMT setiap sesi edukasi gizi. Dengan begitu, para ibu bisa langsung mempraktikkannya dan tidak lagi beranggapan bahwa makanan bergizi itu bahan dasarnya mahal-mahal,” lanjutnya.
Menu-menu makanan yang para ibu bawa pulang setiap usai sesi edukasi ini antara lain telur, daging ayam tanpa tulang (fillet), tempe, kacang hijau, kentang, wortel, dan labu siam. Sedangkan pada hari terakhir, para ibu mendapatkan PMT dengan paduan menu berbeda. Menu-menu itu terdiri dari telur ayam, tempe, wortel, daun bawang, jeruk, dan susu UHT.