Mbah Suriyem, Menjadi Tulang Punggung Keluarga di Usia 70 Tahun

Pandemi Covid-19 menyisakan banyak kesengsaraan. Terutama mereka yang sebelum Covid-19 pun telah hidup dalam berbagai macam kesusahaan, hambatan, dan banyak cobaan. Mbah Suriyem adalah salah satu lansia yang harus merasakan berkali-kali lipat susahnya menjalani hidup di masa pandemi Covid-19 ini. Sehari-hari beliau harus berjualan di kawasan wisata Pantai Parangtritis, merasakan tertampar pahitnya masa PPKM selama pandemi yang rasanya tak ada ujungnya.

Mbah Suriyem seorang penjual nasi pecel dan aneka gorengan ini harus berganti profesi menjadi pemulung di awal masa pandemi sampai masa PPKM tahun 2021. Hingga pada akhirnya, di pertengahan bulan September lalu, Mbah Sariyem memutuskan berjualan kembali karena melihat pedagang-pedagang lain sudah mulai kembali ke kawasan wisata.

Kebutuhan hidup pun yang mendesak Mbah Suriyem kembali berjualan meski nyatanya hasilnya tak sebaik pada masa-masa sebelum pandemi. Dagangannya banyak bersisa, tapi beliau tetap harus membawa uang ke rumah. Sebelum pandemi, beliau bisa pulang jam 1 siang, lalu melanjutkan berjualan lagi sore harinya. Namun, di masa pandemi seperti sekarang ini beliau harus rela berjualan sejak jam 10 pagi hingga sore hari dan berharap dagangannya habis semua.

Mbah Suriyem adalah tulang punggung meski usianya sudah menginjak hampir 70 tahun. Tetapi beliau harus tetap bersemangat karena di rumah ada anaknya yang sedang sakit. Karena tidak bisa berjalan, anaknya selalu menunggunya datang membawa uang guna membelikannya obat penahan nyeri. Beliau hanya ingin mengobati anaknya, bisa membawa anaknya pergi ke rumah sakit. Tapi keadaan ekonominya tak memungkinkan.

Sahabat Inisiator, kisah Mbah Suriyem tentu membuat siapa saja merasa trenyuh. Oleh karena itu, jika Sahabat Inisiator ada rezeki berlebih yuk bersama Human Initiative kita bantu meringankan bebannya dengan mengunjungi Solusi Peduli dan salurkan donasi terbaikmu. Semoga kebaikan kalian Allah ganti berkali-kali lipat.